Angin di siang hari berhembus kencang memaksa pohon-pohon menjatuhkan daun-daun coklat kering yang sudah mati. Setiap tiupan angin yang melintas membuat ratusan keping daun kering jatuh bergulung-gulung ke tanah.
Musim kemarau itu telah menyisakan guguran daun kering yang bertebaran di sepanjang jalan yang biasa aku lalui setiap hari, aku selalu merindukan suasana seperti ini suasana ketika aku menginjak dedaunan kering yang menyentuh kakiku dengan pasrah dan menyeruakkan aroma khas menggelitik syaraf-syaraf di ujung hidungku, hingga suara kemresek yang terdengar begitu indah di telingaku membuat gemas kaki untuk menyepakkan kembali daun-daun di tanah itu ke udara.Suara kemresek yang begitu menggoda, membangkitkan rasa romantisme dari seorang perempuan ndeso dari negeri tropis yang tak pernah mengenal musim gugur di negeri dengan empat musim, seperti inikah rasanya musim gugur..?
Musim kemarau itu telah menyisakan guguran daun kering yang bertebaran di sepanjang jalan yang biasa aku lalui setiap hari, aku selalu merindukan suasana seperti ini suasana ketika aku menginjak dedaunan kering yang menyentuh kakiku dengan pasrah dan menyeruakkan aroma khas menggelitik syaraf-syaraf di ujung hidungku, hingga suara kemresek yang terdengar begitu indah di telingaku membuat gemas kaki untuk menyepakkan kembali daun-daun di tanah itu ke udara.Suara kemresek yang begitu menggoda, membangkitkan rasa romantisme dari seorang perempuan ndeso dari negeri tropis yang tak pernah mengenal musim gugur di negeri dengan empat musim, seperti inikah rasanya musim gugur..?
Aku suka melihat adegan daun jatuh. Bagiku adegan daun jatuh sangat dramatis sehingga mempunyai makna yang sangat dalam. Dari mulai ia lepas, melayang, hingga ia terkapar di tanah, daun jatuh seperti menggambarkan kehidupan. Ia memberi makna pada setiap geraknya. Memperhatikan daun jatuh merupakan kesempatan bagiku untuk mengenali lagi makna pertemuan dan perpisahan. Dia menggambarkan pertemuan sebagai sesuatu yang tidak kekal. Dia melukiskan perpisahan dengan gerakan indah hingga tersungkur di tanah. Dia tahu bahwa di setiap pertemuan, ia harus bersiap untuk sebuah perpisahan.
Daun jatuh juga mengajarkan aku untuk menikmati sebuah perjalanan. Dia terus menari, terus bergerak dengan indah mengikuti gerak angin. Ketika memang hanya ada angin yang menjadi kendaraannya, dia menikmati setiap terpaan di tubuhnya. Dalam kepasrahan, dia mengenalinya. Mengenali angin dan sifatnya. Memahami angin dalam setiap liukannya. Hingga menggapai tanah.
Daun jatuh adalah peristiwa di mana kita mengubah keindahan menjadi kenangan.
0 komentar:
Posting Komentar